Pengendalian Keong Mas pada Tanaman Padi Sawah
Hama keong mas merupakan hama yang tidak asing lagi bagi petani. Hama ini merusak tanaman padi dengan cara memarut jaringan tanaman dan memakannya dan menyebabkan adanya bibit yang hilang dipertanaman. Pada umumnya keong mas memakan tanaman muda yang baru ditanam. Bekas potongan daun dan batang yang diserang terlihat mengambang. Serangan keong mas yang parah dapat mengakibatkan tanaman padi yang baru ditanam habis total. Saat-saat penting untuk mengendalikan keong mas adalah pada 10 hari pertama untuk padi tanam pindah dan sebelum tanaman berumur 21 hari pada sistem tabela (tanam benih secara langsung). Setelah umur tersebut, tingkat pertumbuhan tanaman biasanya lebih tinggi dari pada tingkat kerusakan akibat keong.
Ciri Morfologi keong mas.
Bentuk cangkang keong mas hampir mirip dengan siput sawah yang disebut gondang, bedanya cangkang keong mas berwarna kuning keemasan hingga coklat transparan serta lebih tipis. Dagingnya lembut berwarna krem keputihan sampai merah keemasan atau oranye kekuningan, besarnya kurang lebih 10 cm dengan diameter cangkang 4-5 cm. Bertelur di tempat yang kering 10-13 cm dari permukaan air, kelompok telur memanjang dengan warna merah jambu seperti buah murbai karena itu disebut siput murbai, panjang kelompok telur 3 cm lebih, lebarnya 1-3 cm, dalam kelompok besarnya 4,5-7,7 mg ukuranya 2,0.
Keong mas bersifat herbivor yang pemakan segala dan sangat rakus, tanaman yang disukai tanaman yang masih muda dan lunak seperti bibit padi, tanaman sayuran, dan enceng gondok. Apabila habitatnya dalam keadaan kekurangan air maka keong mas akan membenamkan diri pada lumpur yang dalam, hal ini dapat bertahan selama 6 bulan. Bila habitatnya sudah ada airnya maka keong mas akan muncul kembali pada saat pengolahan lahan. Keong mas mempunyai jenis kelamin yaitu jantan dan betina, tidak seperti jenis siput yang lain. Keong mas siap melakukan kopulasi pada saat kondisi air terpenuhi pada areal persawahan.
SIKLUS HIDUP KEONG MAS
Keong mas dewasa meletakkan telur pada tempat-tempat yang tidak tergenang air (tempat yang kering) dan melakukan bertelur pada malam hari pada rumpun tanaman, tonggak, saluran pengairan bagian atas dan rumput-rumputan. Telur keong mas diletakkan secara berkelompok berwarna merah jambu seperti buah murbei sehingga disebut juga keong murbei. Keong mas selama hidupnya mampu menghasilkan telur sebanyak15-20 kelompok, yang tiap kelompok berjumlah kurang lebih 500 butir, dengan persentase penetasan lebih dari 85%. Waktu yang dibutuhkan pada fase telur yaitu 1 – 2 minggu, pada pertumbuhan awal membutuhkan waktu 2 – 4 minggu lalu menjadi siap kawin pada umur 2 bulan. Keong mas dewasa berwarna kuning kemasan. Dalam satu kali siklus hidupnya memerlukan waktu antara 2 – 2,5 bulan. Keong mas dapat mencapai umur kurang lebih 3 tahun. Cara menyerang keong mas pada tanaman padi yaitu tanaman padi yang baru ditanam sampai 15 hari setelah tanam mudah dirusak keong mas, untuk padi tanam benih langsung (tabela) ketika 4 sampai 30 hari setelah tebar. Keong mas melahap pangkal bibit padi muda. Keong mas bahkan dapat potongan daun yang mengambang dipermukaan mengkonsumsi seluruh tanaman muda dalam air. Tempat keong mas hidup biasanya di kolam, rawa, sawah irigasi, saluran air dan areal yang selalu tergenang. Keong mas mengubur diri dalam tanah yang lembab selama musim kemarau. Keong mas bisa berdiapause selama 6 bulan, kemudian aktif kembali jika tanah diairi. Keong bisa bertahan hidup pada lingkungan yang ganas seperti air yang terpolusi atau kurang kandungan oksigen. Keong mas memakan beragam tumbuhan seperti ganggang, azola, rumput bebek, eceng gondok, bibit padi dan tumbuhan berdaun sukulen lainnya. Memilih bagian yang lunak dari tanaman muda.
TEKNIK PENGENDALIAN
Pengendalian keong mas dilakukan secara Terpadu (PHT) yaitu suatu pendekatan pengendalian hama yang didasari pada pertimbangan ekologi dan efesiensi ekonomi dalam rangka pengelolaan agroekosistem yang bertanggungjawab dengan cara memadukan berbagai cara-cara pengendalian Antara lain:
1. Mengumpulkan telur dan keong mas
Pengambilan dan pengumpulan telur dan keong mas dilakukan pada pagi atau sore hari pada tempat-tempat yang tergenang. Keong mas mempunyai kebiasaan hidup di persawahan yang tergenang. Gerakan tersebut sangat efektif apabila dilakukan secara dini, masal dan terus menerus. Keong dewasa yang dikumpulkan dapat dijadikan makanan untuk manusia atau ternak bebek karena nilai gizi yang tinggi, sedangkan telur yang terkumpul dimusnahkan dengan cara membenamkan ke persawahan sehingga telur-telurnya tidak akan menetas.
2. Memasang penghalang plastik pada persemaian
Pasang plastik pada sekeliling persemaian dengan harapan keong mas tidak dapat masuk ke dalam persemaian karena keong mas lebih menyukai tanaman yang muda. Disamping itu keong mas tidak bisa merangkak ke persemaian disebabkan sifat plastik yang halus sehingga kesulitan untuk masuk kepersemaian. Pemasangan plasti harus sampai dasar tanah dan potongan kayu atau bilah ditancapkan di bagian dalam plastik sehingga keong mas tidak bias masuk kepersemaian.
3. Melakukan penyulaman tanam
Pada daerah yang endemis keong mas dapat dilakukan dengan cara melakukan penyulaman tanaman padi yang terserang. Dengan demikian tanaman padi tidak bolong bolong sehingga pertumbuhan tanaman padi menjadi merata. Dengan demikian pada daerah yang endemis keong mas penggunaan benih lebih tinggi dibandingkan daerah yang non endemis keong mas.
4. Memasang tongkat/kayu pada Tanaman padi
Lakukan pemasangan tongkat/kayu pada areal persawahan dengan maksud untuk memerangkap keong mas untuk melakukan peneluran. Lalu kumpulkan telur-telur yang diletakkan di tongkat/kayu sehingga mempermudah dalam pengumpulan. Setelah telur dikumpulkan lalu musnahkan dengan cara membenamkan ke dalam persawahan atau di kubur, jangan dibuang di saluran irigasi karena akan mempercepat dalam penyebaran keongmas.
5. Membuat parit-parit disekitar persawahan
Sifat keong mas yang menyukai tempat yang berair maka dalam pengendaliannya dilakukan dengan cara membuat parit-parit di sekitar persawahan sehingga keong mas akan mengumpul pada parit-parit tersebut. Setelah mengumpul di parit lebih mudah untuk melakukan pengambilan keong mas. Dengan demikian keong mas yang terkumpul dapat dijadikan makanan manusia atau ternak.
6. Melepas bebek
Bebek merupakan binatang pemangsa keong yang cukup potensial. Pada saat panen biasanya dilepas bebek untuk mengais rontokan padi serta memakan keong-keong kecil dan telur. Dengan demikian populasi keong dapat ditekan dengan adanya pelepasan bebek dilahan persawahan.
7. Memasang saringan pada saluran masuk
Pada saluran masuk ke persawahan sebaiknya diletakkan saringan untuk menghindari masuknya keong mas dari saluran irigasi. Dengan demikian keong mas tidak dapat masuk kelahan persawahan.
8. Memasang umpan
Memasang perangkap dengan daun pepaya dan ampas kelapa pada parit-parit untuk mengundang keong-keong masuk ke dalam perangkap lalu dilakukan penangkapan, dan pengumpulan.
9. Pola tanam
Dengan mengatur pola tanam padi – padi – palawija siklus keong mas dapat terputus dan mengurangi serangan keong mas. Memang dengan cara tersebut belum menjamin terputusnya siklus hidup keong mas tetapi dapat mengurangi serangan keong mas. Disamping itu dapat juga mengendalikan OPT yang lain Tungro, Penggerek batang padi, WBCdantikus.
10. Pestisida nabati
Beberapa tanaman yang dapat digunakan sebagai moluskisida yaitu daun sembung (Blumea balsamifera (L.) DC.), akar tuba (Derris elliptica (Roxb.) Bth.) dan patah tulang (Euphorbia tirucalli L.). Pestisida nabati tersebut dapat digunakan secara semprot atau disebar langsung di areal persawahan pada daerah yang endemis keongmas.
11. Cara kimia
Apabila beberapa pengendalian tersebut diatas belum dapat mengatasi serangan keong mas, maka pengendalian kimia segera dilakukan dengan menggunakan moluskisida sintetis sesuai dengan anjuran yang berbahan aktif niclos amida atau moluskisida yang bijaksana dan tidak merusak lingkungan. Aplikasinya dilakukan di hamparan yang sawah tergenang, di caren atau cekungan-cekungan yang ada airnya tempat keong mas berkumpul.