Pemupukan Berimbang pada Tanaman Padi Sawah
Banyak petani mengeluhkan masalah pupuk, apa sih penyebabnya dan bagaimana solusinya? salah satu penyebab mengapa pupuk langka adalah karena adanya anggapan semakin banyak pupuk, tanah semakin subur, sehingga petani berburu pupuk padahal penggunaan pupuk yang tidak sesuai aturan akan menyebabkan Tanaman kerdil, pembungaan dini, mudah terserang OPT (organisme pengganggu tanaman), produksi rendah tidak sesuai potensi tanaman (varietas), kualitas produk rendah (buram, mudah rusak, patah, rasa berubah), pengurasan hara seiring dengan waktu sehingga tanah menjadi miskin unsur hara.
Sampai saat ini sektor Pertanian masih menjadi sektor andalan bangsa, meski pandemi pertanian merupakan salah satu sektor yang dapat bertahan. Peningkatan jumlah produksi menjadi harapan agar Indonesia bisa menjadi negara pengekspor komoditas pertanian, untuk menjadi negara pengekspor, para petani perlu meningkatkan hasil produksinya. Dalam meningkatkan produksi dibutuhkan proses budidaya yang baik, salah satu usaha budidaya yang di lakukan adalah pemupukan.
Pupuk adalah bahan yang mengandung satu atau lebih unsur hara tanaman yang jika diberikan ke tanaman dapat meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman. Pupuk erat kaitanya dengan pemupukan. Pemupukan merupakan suatu cara pemberian unsur hara atau pupuk kepada tanah yang tujuannya agar dapat diserap olah tanaman (unsur hara adalah makanannya tanaman). Untuk mendapatkan hasil yang optimal dibutuhkan pupuk berkualitas. Tingginya harga pupuk yang berkualitas menyebabkan diburunya pupuk bersubsidi oleh petani sehingga keberadaan pupuk bersubsidi menjadi langka. Kondisi tersebut juga disebabkan banyaknya petani yang menggunakan pupuk kimia berlebihan. Asupan bahan organik yang rendah, pemberian pupuk yang tidak tepat waktu, penempatan pupuk yang kurang sesuai serta tidak tepatnya jenis pupuk yang digunakan juga dapat mempengaruhi kesuburan tanah dan pencemaran lingkungan.
Dalam sebuah acara yang dikemas dengan nama Virtual Literacy yang digelar oleh Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian (PUSTAKA) pada 20 Mei 2021 lalu, Kepala Balittanah, Ladiyani Retno Widowati mengungkapkan bahwa upaya untuk mengembalikan kesuburan tanah salah satunya adalah dengan pemupukan berimbang yang merupakan pemberian pupuk ke dalam tanah untuk mencapai status hara esensial anorganik, sehingga kondisi unsur hara seimbang sesuai kebutuhan tanaman dan optimum. Pemupukan berimbang bertujuan untuk, meningkatkan produksi dan mutu hasil, meningkatkan efisiensi pemupukan,menjaga kesuburan tanah serta, menghindari pencemaran lingkungan.
Lantas konsep pemupukan berimbang itu seperti apa sih? Berimbang artinya terpenuhi semua secara proporsional, bukan berati angkanya yang seimbang tetapi kebutuhan hara tanaman sesuai, kita harus lihat tanaman membutuhkan apa contoh tanaman bernilai ekonomi misalnya padi akan menghasilkan gabah, tomat akan menghasilkan buah. Kita harus lihat berapa serapan unsur hara yang dibutuhkan serta lihat kondisi ketersediaan unsur hara tanah yang ada pada tanah.
Jika unsur hara sudah tersedia cukup tinggi maka tidak perlu banyak-banyak. Unsur kesuburan tanah bisa dilihat dari subur secara biologis atau subur secara kimia. Para petani harus tahu kadar unsur hara di dalam tanah berapa mau menanam apa serta target produksi berapa? konsep itu yang harus dikuasai dan diigat oleh para petani, analoginya haus tapi dikasi nasi kan gak nyambung atau ingin air putih tapi dikasi teh manis kan nggak sesuai. Dalam proses budidaya tanaman tidak semua unsur hara harus ditambahkan cukup tambahkan unsur hara yang kurang dan dibutuhkan.
ilustrasi misalnya unsur N cukup P kurang K cukup berarti P yang ditambah. Sumbernya tidak harus pupuk anorgani kimia tetapi bisa menggunakan pupuk organik, seperti pupuk kandang petogranik dan kompos. Pupuk yang kadarnya tinggi adalah anorganik jika kecil tetapi punya manfaat lain yang banyak adalah pupuk organik ada juga pupuk hayati yang dapat membantu melarutkan P menangkap N.
Prinsip pemupukan berimbang……..!!!!
pada dasarnya harus sesuai kebutuhan. Takarannya tepat, misal untuk tanaman kecil membutuhkan pupuk dalam jumlah sedikit jika sudah remaja membutuhkan pupuk banyak, sebaliknya jika sudah mencapai titik maksimum maka tanaman tidak terlalu banyak membutuhkan pupuk. Selanjutkan pemberian pupuk harus tepat dosis, apakah pupuk digunakan sebagai pupuk dasar atau di usia 30 hari atau 45 hari, dengan cara disebar, dilarik lalu dibenamkan sebaiknya pupuk didekatkan dengan akar, jika larikan sejajar dengan lubang tanam. Jika disawah dimasukan ke tanah, para petani pun harus tahu apakah unsur hara tersebut cepat larut atau tidak. Selanjutnya tepat dosis dan tepat waktu, berikan dosis sesuai umur tanaman serta waktu pemupukan yang tepat. Tepat jenis/bentuk Selain mengetahui konsep dan prinsip pemupukan berimbang para petani diharapkan mengetahui jenis-jenis pupuk. Jenis pupuk ada pupuk yang berfungsi sebagai sumber hara contohnya adalah pupuk anorganik pabrikan serta pupuk organik, lalu ada juga jenis pupuk yang berfungsi sebagai penyedia hara (pupuk hayati). Untuk pemanfaatan pemupukan organik menggunakan sumber pupuk insitu seperti kotoran hewan, sisa jerami dan pupuk hayati. Dengan menerapkan konsep pemupukan berimbang, para petani akan merasakan manfaat dalam proses budidaya tanamannya seperti meningkatkan produktivitas dan mutu hasil tanaman, meningkatkan efisiensi pemupukan, meningkatkan kesuburan tanah serta menghindari pencemaran lingkungan. Perlu diketahui bahwa pemberian jumlah pupuk yang lebih sedikit jika tepat maka hasilnya optimal. Sebaliknya jika kebanyakan pupuk, untuk padi misalnya tanaman mudah rebah, mudah dimakan serangga, kondisi nasi benyek, logikanya bulir padi dominan mengandung pati karbohoidrat kebanyakan N maka beras jadi benyek.
Faktor-Faktor Yang menentukan apa saja….?
Kemudian Faktor-faktor yang menentukan efektivitas dan efisiensi pemupukan adalah rendahnya kandungan bahan organik, drainase sawah yang jelek, bidang olah tanaman yang dangkal, kekeringan dan kebanjiran, Pengaruh instruksi laut, kemasaman tanah serta Hama dan penyakit
Untuk itulah menentukan rekomendasi tepat dan efisien berdasarkan pada tingkat kesuburan tanah dan kebutuhan tanaman itu sangat diperlukan, status hara rendah dipupuk banyak status hara tinggi dipupuk sediktit, status hara sedang di pupuk sedang, lalu bagaimana para petani mengetahu rekomendasi pemupukan?
Pemupukan berimbang merupakan model pertanian ramah lingkungan dimana dalam pemupukan berimbang petani harus faham bagaimana konsep dan prinsip pemupukan berimbang Pemupukan berimbang dapat mengurangi penggunaan pupuk kimia sehingga penggunaan pupuk bersubsidi dapat sesuai kebutuhan. Diharapkan kondisi tersebut dapat meningkatkan produksi dan menekan biaya untuk pembelian pupuk.
Adapun rekomendasi pemupukan berdasarkan spesifik Lokasi yang dapat diterapkan diwilayah masing-masing perkecamatan dapat dilihat ditabel berikut :
Tabel Rekomendasi Pemupukan Berdasarkan Spesifik Lokasi
Kecamatan |
Rekomendasi pemupukan padi sawah Kg/(Ha) |
|||||||||
Pupuk Tunggal |
Pupuk Majemuk |
|||||||||
Urea |
Za |
SP.36 |
KCL |
NPK (15-15-15) |
NPK (15-10-12) |
|||||
NPK |
Urea |
Za |
NPK |
Urea |
Za |
|||||
Sangkub |
250 |
100 |
50 |
50 |
175 |
150 |
100 |
225 |
175 |
100 |
Bintauna |
250 |
100 |
75 |
50 |
200 |
150 |
100 |
275 |
150 |
100 |
Bolangitang Timur |
250 |
100 |
75 |
50 |
200 |
150 |
100 |
275 |
150 |
100 |
Bolangitang Barat |
250 |
100 |
75 |
50 |
200 |
150 |
100 |
275 |
150 |
100 |
Kaidipang |
250 |
100 |
50 |
50 |
175 |
150 |
100 |
225 |
175 |
100 |
Pinogaluman |
250 |
100 |
50 |
50 |
175 |
150 |
100 |
225 |
175 |
100 |
Sumber : Badan
Penelitian dan Pengembangan Pertanian Kementan. 2021.
Ket : “NPK (15-15-15 / 15-10-12) Kandungan atau unsur yang ada pada pupuk bersubsidi”
penyusun : Sunardi Qosim, Amd.
Redaktur : Adriandzah Mansyur, SP