BOLTARA SURPLUS GABAH, STOK BERAS AMAN

DISTAN BMU - Pemerintah Kabupaten Bolaang Mongondow Utara memastikan ketersediaan beras untuk kebutuhan masyarakat masih aman hingga musim tanam berikut. Proyeksi ini mengacu pada luas tanam padi sawah yang dilakukan petani dari April hingga Juni 2025 dan diperkirakan akan mulai dipanen pada Juli hingga September.
Kepala Bidang PSP dan Penyuluhan, Dinas Pertanian Kabupaten Boltara Dr. Syarifuddin, SST, M.Si mengatakan, luas tanam padi sawah di Bolatara pada musim tanam pertama tahun ini mencapai 2.553 ha. Jika diasumsikan dengan produktivitas rata-rata 3,7 ton gabah kering panen (GKP) per ha, maka produksinya diperkirakan mencapai 9.446 ton.
"Hasil itu bila dikonversi dengan rendemen rata-rata 50 persen, maka hasil panen diproyeksikan setara dengan 5.382 ton beras, " ujar Syarifuddin di ruang kerjanya, Rabu (30/7/2025).
Menurut Syarifuddin, proyeksi ini menjadi dasar untuk menghitung kecukupan beras bagi masyarakat Bolmut dalam enam bulan ke depan atau hingga musim tanam dan panen kedua berlangsung. Musim tanam kedua biasanya dimulai pada Oktober dan dipanen pada Maret mendatang.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) , jumlah penduduk Boltara saat ini mencapai 87.627 jiwa. Sedangkan survey status kebutuhan konsumsi beras berkisar rata-rata 114 kilogram per orang per tahun.
"Jadi, untuk periode enam bulan, rata-ratanya kita bagi dua yakni 57 kg per orang. Kalau di total, konsumsi beras seluruh masyarakat Boltara sebesar 4.994 ton. Itu berarti, dengan produksi yang mencapai 5.382 ton, maka kita masih surplus beras sekitar 388 ton, " kata Syarifuddin.
Kondisi ini dinilai menjadi indikator awal bahwa ketahanan pangan lokal masih berada dalam posisi aman. Meskipun panen belum sepenuhnya berlangsung, perhitungan ini telah mempertimbangkan tren produktivitas rata-rata dan luasan tanam aktual yang tercatat secara teknis di lapangan.
Meski demikian, lanjut Syarifuddin, seyogyanya harus diakui, produktivitas rata-rata gabah tahun ini belum mencapai ambang maksimal yang diharapkan. Hal tersebut disebabkan sejumlah kendala teknis lapangan antara lain akibat kekeringan serta serangan hama yang menyerang tanaman padi di beberapa areal sawah petani.
Oleh karena itu, Pemerintah Kabupaten Boltara melalui Dinas Pertanian masih terus berupaya melakukan berbagai langkah strategis untuk mengatasi persoalan tersebut. Salah satunya dengan mendorong gerakan tanam serentak yang dinilai efektif dalam memutus siklus hidup hama dan memperkecil potensi serangan.
Upaya pengendalian hama terpadu (PHT) juga digalakkan, termasuk penyuluhan intensif kepada petani mengenai teknik budidaya padi yang ramah lingkungan dan pengendalian hama secara berkelanjutan.
"Nah, untuk mengantisipasi kekeringan, kami kini tengah memaksimalkan pembangunan dan rehabilitasi jaringan irigasi, khususnya di daerah-daerah yang rawan kekurangan air. Kami bekerjasama dengan kelompok tani agar distribusi air ke lahan pertanian tetap terjaga, terutama saat musim kemarau seperti sekarang," ujar Syarifuddin.
Dengan berbagai upaya tersebut, Pemerintah Kabupaten Boltara optimistis, stabilitas pangan daerah dapat terus dipertahankan, bahkan ditingkatkan ke depannya. Ketahanan pangan yang kokoh menjadi bagian penting dari strategi pembangunan pertanian yang berkelanjutan. (***)
Report : Adriandzah Mansyur, SP