Tanam Cabai di Gunung Sangkup, Sebulan Panen 42 Juta
Di tengah hamparan hijau yang memikat, Perbukitan Pisa di Desa Sangkub Timur menyimpan potensi luar biasa. Di sinilah Harmaji Hassan, seorang petani cabai yang penuh dedikasi, mengelola kebun cabai seluas 1,5 hektar. Suasana kebun yang asri dan sejuk, dipadu dengan udara segar pegunungan, menciptakan lingkungan ideal untuk pertumbuhan tanaman cabai yang berbuah lebat.
Pada hari Senin, (4/11/2024), suasana cerah dan damai di kebun Harmaji menjadi lebih hidup dengan kedatangan tim penyuluh yang dipimpin Koordinator BPP Kecamatan Sangkub Widarti Lakoro, SP. Sejumlah penyuluh turut mendampingi Widarti antara lain Ridwan Manangin, SP, Yolanda Pido, SP, dan Riska Wulandari, SP. Mereka disambut hangat oleh Harmaji yang dengan bangga menunjukkan hasil panennya.
Kebun yang dikelola Harmaji ditumbuhi sekitar 30 ribu pohon cabai yang tampak segar dan subur. Setiap sepuluh hari, Harmaji kerap menikmati momen panen yang penuh sukacita. Setiap panen, ia bisa mengumpulkan sekitar 360 kilogram cabai.
Jumlah ini bila dikonversi ke nilai rupiah dengan harga rata-rata cabai rawit di pasaran Bolmut saat ini sebesar Rp 40 ribu per kilogram, maka keuntungan yang bisa diperoleh Harmaji cukup fantastis. Hitunglah dalam sebulan bisa mencapai Rp 42 juta.
Dalam kunjungan di pagi itu, Widarti dan timnya memberikan saran dan strategi agar produksi cabai dapat lebih dipacu lagi. Semua yang hadir terlibat untuk saling belajar dan bertukar informasi. Harapan besarnya kedepan, Kecamatan Sangkub dapat menjadi salah satu penghasil cabai terbaik di Kabupaten Bolmut.
Widarti menjelaskan, kunci sukses bertani cabai di perbukitan meliputi beberapa aspek penting. Pertama, pemilihan varietas cabai yang sesuai dengan iklim dan kondisi tanah sangat krusial untuk memastikan tanaman tahan terhadap hama dan penyakit. Penggunaan pupuk organik akan membantu meningkatkan kesuburan tanah dan mendukung pertumbuhan cabai secara optimal.
Selain itu, teknik penanaman yang efisien, seperti jarak tanam yang ideal, akan memberikan ruang bagi tanaman tumbuh dengan baik dan mempermudah sirkulasi udara. Perawatan rutin, termasuk penyiraman dan pengendalian hama, sangat penting untuk menjaga kesehatan tanaman. Mengingat cuaca di perbukitan yang bervariasi, pemantauan cuaca juga diperlukan untuk menentukan waktu tanam dan perawatan yang tepat.
"Di kesempatan itu, petani juga kita sarankan untuk selalu berkonsultasi dengan penyuluh pertanian. Kerja sama yang solid antara penyuluh dan petani akan memberikan dampak positif bagi kemajuan pertanian, terlebih untuk kesejahteraan petani sendiri," ujar Widarti.
Sebelumnya, di tengah kebun yang dikelilingi pepohonan rindang dan suara alam yang menenangkan, Harmaji bercerita tentang perjalanan pertaniannya. Dari awal yang penuh tantangan hingga saat ini, ia merasa beruntung bisa bertahan dan berkembang. Ia mengakui, dukungan penyuluh pertanian di BPP Kecamatan Sangkub sangat berperan.
"Hari ini juga saya bersyukur bisa mendapat kunjungan dari para penyuluh pertanian. Usaha tani cabai yang saya laksanakan bisa berjalan dengan baik tidak lepas dari kerja sama dengan penyuluh pertanian," ujarnya. (***)
pewarta : Ridwan Manangin, SP
editor : Adriandzah Mansyur, SP