BUDIDAYA PADI SAWAH - SISTEM PENGOLAHAN TANAH
Secara umum, pengolahan tanah untuk tanaman padi ditujukan agar lapisan tanah yang keras menjadi lebih lunak melumpur aeritasi lebihi baik dan lapisan tanah bagian bawah menjadi jenuh air sehingga dapat tersedia bagi tanaman padi juga untuk memperbaiki kondisi tanah, untuk memperlancar sirkulasi udara, terutama oksigen di dalam tanah agar menjadi lebih baik. Di dalam usaha pertanian, pengolahan tanah dilakukan dengan tujuan untuk menciptakan kondisi fisika, kimia dan biologis tanah yang lebih baik sampai kedalaman tertentu agar sesuai untuk pertumbuhan tanaman.
Pengolahan tanah sawah dapat dilakukan dengan bantuan tenaga manusia, hewan, dan mesin. Pengolahan tanah dilakukan dua kali yaitu proses pembajakan dan penggaruan. Proses pembajakan dilakukan dengan cara membalikkan lapisan tanah agar sisa-sisa tanaman seperti rumput, dan jerami dapat terbenam (Bustami, & Wahyuni, 2019). Setelah pembajakan selesai dibiarkan selama satu minggu kemudian baru dilakukan penggaruan untuk melumpurkan dan meratakan tanah. Tanah diolah dua minggu sebelum dilakukan penanaman dengan menggunakan hand tractor. Praktik manajemen seperti pengolahan tanah, pemberian mulsa, dan pemupukan dilakukan untuk meningkatkan lingkungan fisik tanah dengan tujuan akhir untuk meningkatkan produksi tanaman. Pengolahan tanah dilakukan menggunakan traktor roda dua dan menggunakan pola-pola tertentu untuk menghasilkan pengolahan tanah yang efektif dan efisien.
Terdapat beberapa tahapan dalam pengolahan tanah sawah:
A. Pembersihan Lahan
1) Membersihkan petak sawah dari sisa-sisa jerami dan rumput.
Lahan yang telah dibersihkan dari sisa-sisa jerami dan rumput menjadi lebih mudah dan bersih untuk melakukan tahap selanjutnya, dan juga saluran air menjadi lancar dan bersih dari gulma dan tanaman yang tidak diinginkan.
2) Pembersihanlahandilakukandenganmenggunakancangkulataupunsabit.
Sisa-sisa jerami dan rumput yang telah dibersihkan tidak dibakar karena akan mengurangikandungan unsur hara tanah, sebaiknya dijadikan kompos untuk menambah kesuburan tanah.
B. Perbaikan Saluran dan Galangan
1).Persiapan alat cangkul untuk memperbaiki galangan dan saluran
Galangan yang baik adalah galengan yang tingginya cukup untuk dapat menahan air dengan baik agar air tidak dapat keluar saat proses penjenuhan lahan.
2).Saluran dan galangan mulai dicangkul dengan kemiringan tidak lebih dari 45°. Galangan dan saluran air berguna untuk penyaluran air kedalam lahan dan penahan air keluar dari sawah atau petakan.
C. Pencangkulan
1) Sawah yang akan dicangkul harus digenangi air terlebih dahulu agar tanah menjadi lunak dan mudah diolah. Tanah akan menjadi lunak, karena kandungan unsur hara terbalik ke atas sehingga seluruh tanah dalam petakan lahan dalam keadaan terbalik dan tercampur rata
2) Pencangkulan dilakukan bersamaan dengan perbaikan galengan yang bocor.
3) Lahan sawah yang telah dibajak, diamati dan dicari bagian sawah yang belum terjangkau traktor. Lalu mencangkul bagian sawah yang tidak terkena traktor yang berada di bagian pojok sawah.
D. Pembajakan
1) Sebelum pembajakan, tanah harus digenangi air terlebih dahulu sampai kondisi jenuh tetapi tidak sampai tergenang.
2) Pembajakan dimulai dari tepi / dari tengah petakan sawah dengan kedalaman mata bajak 15-25 cm. Tanah akan terbalik sehingga unsur hara berada di bagian atas tanah dan rumput akan mati
3) Pembajakan dilakukan 2 kali dengan arah memanjang dan melintang.
E. Penggaruan
1) Meratakan dan menghancurkan gumpalan-gumpalan tanah
2) Selama digaru saluran pemasukan dan pengeluaran air ditutup agar lumpur tidak hanyut terbawa air keluar.Lumpur banyak mengandung bahan organik yang subur, jika hanyut maka akan mengurangi tingkat kesuburan lahan. Jika jumkah air yang ada di lahan terlalu banyak maka untuk mengaurangi airnya di buat saluran pembuangan pada lokasi tanah yang paling tinggi.
3) Penggaruan yang dilakukan berulang kali akan memberikan keuntungan permukaan tanah menjadi rata, jika belum rata maka dilakukan perataan secara manual, lahan yang rata sempurna akan memudahkan dalam pengaturan air serta pengendalian hama utamanya orong-orong.
4) Pelumpuran dari kegiatan penggaruan akan membuat air yang merembes ke bawah menjadi berkurang
5) Sisa tanaman atau rumput akan terbenam, sehingga akan menjadi pupuk danmenghambat tumbuhnya gulma dalam jangka waktu tertentu
6) Penanamanmenjadimudah
7) Meratakanpembagianpupukdanpupukterbenam
F. Meratakan
Proses perataan sebenarnya adalah penggaruan yang ke-dua, yang dilakukan setelah lahan digenangi 7- 10 hari, dilakukan dengan tujuan:
1) Meratakan tanah sebelum tanam pindah.
2) Membenamkan pupuk dasar guna menghindari denitrifikasi.
3) Melumpurkan tanah dengan sempurna.
Pengolahan tanah mulai dari pembajakan pertama sampai perataan, memerlukan waktu kira-kira 25 hari, kira-kira sama dengan umur bibit di persemaian.
penyusun : Frangky C. Kamaru, SP