MENYUSURI JEJAK KOMODITAS PERTANIAN BOLMUT

Bolaang Mongondow Utara (Bolmut) menyimpan kekayaan alam yang luar biasa, terutama dalam sektor pertanian. Tanah suburnya menghidupi ribuan petani, yang dari generasi ke generasi telah menjadikan pertanian sebagai tulang punggung ekonomi. Melihat deretan sawah, ladang jagung, hingga perkebunan kelapa di sini, sulit untuk tidak terkesima dengan besarnya potensi pertanian Bolmut. Namun, potensi itu tak lepas dari dinamika—baik yang positif maupun tantangan yang harus dihadapi.
Mari kita lihat lebih dekat bagaimana pertanian Bolmut berkembang dari masa ke masa, serta peluang yang masih bisa dioptimalkan.
Padi dan Jagung Komoditas Unggulan
Di Bolmut, padi adalah simbol ketahanan pangan. Dengan musim tanam yang berulang setiap tahunnya, hamparan sawah di berbagai kecamatan telah menjadi identitas daerah. Tahun 2023, luas panen padi sawah tercatat sebesar 6.930 hektar, menghasilkan 37.769 ton gabah kering panen. Angka ini cukup besar, tetapi jika dibandingkan dengan masa 2017, terlihat penurunan. Pada tahun tersebut, luas panen mencapai 16.940 hektar dengan produksi yang fantastis, 71.481 ton. Penurunan ini mencerminkan adanya pergeseran dalam tata kelola lahan. Namun, ini tidak berarti pertanian padi di Bolmut meredup. Sebaliknya, para petani di sini terus berinovasi, dengan harapan mengembalikan kejayaan produksi padi di tahun-tahun mendatang.
Jagung, komoditas penting lainnya, juga mengalami nasib serupa. Pada 2023, luas panen jagung mencapai 4.882 hektar dengan produksi 26.846 ton. Sedangkan di 2017, jagung ditanam di lahan yang jauh lebih luas, 26.694 hektar, dengan total produksi 109.712 ton. Penurunan ini memunculkan pertanyaan tentang bagaimana efisiensi penggunaan lahan dan teknologi pertanian dapat dioptimalkan kembali. Jagung tetap menjadi komoditas utama bagi banyak petani, terutama di dataran yang kering dan gersang.
Hortikultura Potensi yang Terus Tumbuh
Tak hanya padi dan jagung, Bolmut juga mulai mengembangkan sektor hortikultura. Salah satu komoditas yang cukup menarik perhatian adalah cabai. Di tahun 2023, luas panen cabai mencapai 253 hektar, dengan total produksi sebesar 515 kuintal. Cabai, yang harganya fluktuatif, menjadi peluang besar bagi petani di Bolmut untuk meraih keuntungan. Tidak sedikit dari mereka yang mulai beralih ke hortikultura karena prospek pasar yang lebih dinamis.
Selain cabai, tanaman sayuran lainnya seperti tomat, terong, mentimun, juga bawang merah dan jenis hortikultura lainnya juga memberikan warna tersendiri bagi pertanian di Bolmut. Meskipun skalanya masih relatif kecil, ada potensi besar bagi pengembangan hortikultura di masa depan. Apalagi, kebutuhan akan sayur-mayur terus meningkat seiring bertambahnya populasi dan permintaan konsumen di pasar lokal maupun luar daerah.
Namun, untuk memenuhi kebutuhan pasar dan mendukung ketahanan pangan lokal, produksi komoditas ini masih perlu ditingkatkan lagi. Ketersediaan lahan yang luas memberikan kesempatan bagi pengembangan sektor hortikultura secara lebih intensif, dengan dukungan teknologi pertanian modern.
Perkebunan Kelapa, Kopi, dan Kakao yang Bertahan
Berbicara tentang perkebunan, Bolmut dikenal dengan perkebunan kelapa yang tersebar luas di berbagai kecamatan. Pada 2023, luas panen kelapa mencapai 16.321,59 hektar, dengan produksi sebesar 15.210,50 ton. Pohon kelapa ini tidak hanya menghasilkan kopra, tetapi juga kelapa parut dan minyak kelapa, yang menjadi sumber penghasilan tambahan bagi banyak keluarga petani di pedesaan.
Namun, yang tak kalah menarik adalah kopi dan kakao. Meski produksi kopi di Bolmut belum sebesar daerah lain, dengan luas panen 200,81 hektar dan produksi 0,85 ton, kopi tetap menjadi komoditas yang mulai dilirik. Petani kopi di sini, meski jumlahnya belum banyak, terus berusaha meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi.
Di sisi lain, kakao menjadi andalan tersendiri bagi petani di perbukitan. Dengan luas panen 4.217 hektar, produksi kakao di Bolmut mencapai 424 ton. Kakao, yang sering dianggap sebagai "emas coklat," menyimpan potensi besar untuk dikembangkan lebih lanjut, terutama di pasar ekspor. Meskipun hasil panen perkebunan ini sudah cukup baik, ada ruang besar untuk meningkatkan produksi, dengan memperbaiki manajemen lahan dan penerapan praktik pertanian yang lebih efisien.
Dengan total luas lahan pertanian sebesar 36.825 hektar, Bolmut memiliki kekuatan yang belum sepenuhnya digali. Dari padi hingga kakao, komoditas pertanian di sini berpotensi menjadi penggerak utama perekonomian daerah.
Penyusun : Adriandzah Mansyur, SP
Sumber : Kajian Perwilayahan Komoditas Pertanian Bolmut-IPB/2024