Mendaki Gunung, Melewati Sungai, Menuju Petani Cabai
AIDIL Setiadi terpeleset hingga nyaris tergelincir saat melewati bukit di bawah matahari terik. Untung saja, tangannya sigap menangkap pangkal batang pohon yang sudah roboh. Di depan dan belakang Aidil, berjalan rekan-rekan kerjanya sesama penyuluh pertanian dari BPP Bolangitang Timur dengah nafas terengah-engah. Pada pagi menjelang siang itu, mereka hendak menuju lahan petani cabai di wilayah perbukitan lepas puncak Kaliandra, Desa Saleo I, Kecamatan Bolangitang Timur, Rabu (21/8/2024). Wilayah ini dikenal dengan sebutan perkebunan 'Bolasa'.
"Berenti sadiki dulu (berhenti sejenak). Lala.(capek,red)," ujar Septian Zakaria, salah satu anggota tim, sambil mengambil posisi duduk di lereng bukit yang ternaungi pohon mahoni.
Tim penyuluh yang berkunjung dipimpin Koordinator BPP Bolangitang Timur (Boltim) Deni D. Lauma. Anggota tim masing-masing : Adriandzah Mansyur, SP; Aidil Setiadi, SPt; Septian Zakaria, SP; Nurlaila Lasumbu, SP; Firman Patilima, SP; Guntur Hulukati, SP; Herianto Siahaan,SP ; serta Rulin Dj. Usman, SP dan Moh. Noer Mokoginta, SPt.
Perjalanan tim BPP Boltim cukup menguras energi. Lahan petani cabai di seberang bukit puncak Kaliandra cukup jauh dan hanya bisa ditempuh dengan jalan kaki. Akses yang tersedia sekadar alur sempit yang dikerumuni ruyuk rerumputan dan pohon-pohon mahoni. Kontur jalanannya memiliki banyak tanjakan dan turunan serta harus menyerebrangi dua anak sungai. Karena itu, sepeda motor yang tadinya dikendarai para penyuluh pertanian hanya bisa diparkir diujung jalan perkebunan.
Kegiatan kunjungan BPP Bolangitang Timur menuju lahan cabai petani di Desa Saleo I merupakan agenda rutin anjangsana tim yang dilaksanakan setiap hari rabu. Program ini menjadi metode yang dapat mengakrabkan penyuluh dan petani serta merupakan bagian dari desiminasi pertanian langsung di lahan-lahan petani. Namun kali ini, medannya cukup melelahkan. Jarak yang panjang serta areal yang curam menjadi santapan sepanjang perjalanan. Meski demikian, rintangan itu tak mengurangi tekad dan niat para penyuluh pertanian BPP Boltim untuk bersapa dengan para petani.
Lahan para petani di Bolangitang Timur, memang sebagian besar berada di perbukitan. Mereka membuka lereng untuk berkebun aneka tanaman seperti jagung dan sayuran-sayuran. Salah satu areal yang paling banyak dibuka patani adalah perkebunan di kawasan Bolasa yang dikunjungi penyuluh BPP Boltim.
Hari itu, tak terasa 1 jam telah berlalu. Tim penyuluh BPP Boltim sampai di wilayah seberang bukit Kaliandra. Karena sudah kelelahan, semuanya memutuskan beristirahat sejanak di pondok petani yang sepi dari penghuni. "Adoh lalah buku-buku. Duduk sediki dulu. (istrahat,red)," kata Herianto sambil membuang nafas panjang.
Di tempat itu, suasana alam yang indah seolah menjadi penebus rasa lelah. Panorama alam terlihat begitu apik dan menawan untuk dipandang. Ragam pepohonan dan tanaman-tanaman yang ditumbuhkan petani kian menambah sajian artistik dari alam lepas di seberang bukit puncak Kalindra. Namun, lahan petani yang hendak dituju masih cukup jauh. Satu bukit lagi baru bisa di tiba ditujuan sebenarnya. Setelah tenaga kembali, tim penyuluh BPP Boltim melanjutkan perjalanannya. (bersambung...)
pewarta : Adriandzah Mansyur, SP