Kajian Demplot : Tanam 1 Ha Mentimun, Panen 60an Juta
BOLMUT - Para penyuluh pertanian berkumpul di lahan demplot mentimun seusai apel pagi di BPP Kecamatan Bolangitang Timur, Kamis (22/8/2024). Dari sudut lahan, tampak lebatnya buah mentimun bergelantungan di setiap tangkai tanaman yang menjalar pada rangka ajir. Penampilan buanya yang segar semakin menambah eksotisnya suasana hijau dan asri yang terpancar dari lahan demplot tersebut.
Pagi itu, para penyuluh di BPP Bolangitang Timur bergembira memanen buah mentimun yang telah ditanam lebih dari sebulan lalu. Semua bersyukur melihat sayuran mentimun tumbuh subur dan bisa berproduksi dengan baik. Meski ditumbuhkan pada lahan perbukitan, pengairan hanya mengandalkan hujan dan luasnya pun terbatas, tetapi hasil buahnya berkualitas. Hasil panen perdana dari lahan demlot BPP Boltim seluas 10 x 10 meter, mendapat jumlah sebanyak 35 buah dengan ukuran yang cukup besar.
Hasil ini bila dihitung dalam analisis ekonomi berdasarkan harga normal pasaran buah mentimun wilayah Sulawesi Utara-Gorontalo, maka diperoleh hitungan sederhana sebagai berikut :
1 Karung (koli) mentimun berjumlah 64 buah (sumber : pasar). Jumlah tersebut, dapat dipoleh dari dua kali panen pada lahan demplot BPP yang berukuran seluas 10 x 10 meter. Sebab, sekali panen perhitungannya pada kisaran 35 buah. Jika ditotal berdasarkan masa panen mentimun selama satu setengah bulan, maka diperoleh frekuensi panen sebanyak 6 kali panen dengan hasil 3 koli mentimun.
Harga per koli mentimun dalam kondisi normal untuk wilayah Sulawesi Utara-Gorontalo yakni Rp 220 ribu. Berarti pada lahan 10 x 10 meter diperoleh hasil Rp 660 ribu. Jika nilai ini dikonversi pada luas lahan 1 ha (100 x 100 meter), maka diperoleh hasil 66 juta.
Koordinator BPP Kecamatan Bolangitang Timur Deni D. Lauma, SP mengatakan, budidaya mentimun di Demplot BPP Bolangitang Timur memberi bukti bahwa iklim di wilayah Bolangitang Timur sesuai dengan syarat tumbuh tanaman mentimun sehingga cocok untuk dibudidayakan petani. Apalagi, budidaya tanaman ini terbilang sangat mudah. Tanaman ini juga tidak memerlukan air yang cukup banyak. Hama dan penyakit yang muncul pun relatif sederhana untuk dikendalikan.
"Sayuran mentimun mudah dibudidayakan, dan tidak butuh lahan luas. Sayang bila petani tidak mau membudidayakannya. Apalagi rata-rata masyarakat Bolmut suka makan sayuran mentimun. Jadi harusnya pasar mentimun cukup baik. Menguntungkan petani," kata Deni.
Deni berharap desiminasi sayuran mentimun dapat diperluas lagi oleh setiap penyuluh pertanian di Bolangitang Timur untuk dipraketekan dengan metode demplot di wilayah binaan masing-masing. Ia yakin bila para petani melihat langsung kualitas hasil dari budidaya mentimun, mereka akan berubah sikap dan perilakunya hingga tergererak mengikuti inovasi dari setiap penyuluh pertanian dalam mengembangkan usaha tani mentimun. (***)
pewarta : Adriandzah Mansyur, SP