Demplot BPP Sangkup Kampanyekan Tumpang Sari Jagung-Cabai
WIDARTI Lakoro berjalan jongkok menyusuri gawang tanaman jagung di areal lahan BPP Kecamatan Sangkub, Kamis (8/8/2024). Ia bersama para penyuluh lainnya menggali satu per satu lubang di sela-sela riuk tanaman jagung yang tingginya hampir setara bahu orang dewasa. Pada setiap lubang, mereka memasukan bibit cabai yang telah disemai sebulan yang lalu. Rupanya, para penyuluh Sangkub coba membuat terobosan untuk mengkampanyekan teknologi tumpang sari jagung dan cabai.
"Kita membuat demplot tumpang sari jagung-cabai. Sistem tanam ini selain bermanfaat mengurangi serangan OPT pada cabai, juga mengurangi biaya produksi sehingga secara ekonomi menguntungkan petani," ujar Widarti, selaku Koordinator BPP Sangkub.
Dalam tinjauan agronomi yang dipublikasikan Kementrian Pertanian RI, budidaya cabai dan jagung memang dapat dipadukan untuk dikembangkan dalam satu lahan. Konsepnya, jagung ditanam lebih dahulu, kemudian setelah dua bulan baru ditanam cabai pada sela-selanya. Dengan pola tanam demikian, petani bisa memperoleh banyak keuntungan.
Keuntungan yang pertama, pengolahan tanah untuk cabai dapat ditekan karena sudah dilakukan di awal penanaman jagung. Petani tidak perlu membeli mulsa plastik karena jerami dan daun serta sisa bagian tanaman jagung yang dipanen bisa digunakan sebagai mulsa dan pupuk untuk pertanaman cabai. Selain itu, biaya pembelian ajir juga tidak ada, karena sudah memakai batang tanaman jagung.
Dibagian lain, tumpang sari-jagung cabai bermanfaat mengurangi risiko serangan OPT pada cabai. Tanaman jagung mampu menghasilkan senyewa tertentu yang menolak penyakit virus kuning, trips dan antraknosa yang banyak ditemukan pada lahan-lahan petani yang menanam cabai.
Lebih jauh lagi, hasil yang diperoleh petani jauh lebih besar. Petani bisa mendapatkan manfaat panen dari dua komoditi sekaligus. Apalagi tanaman jugung dan cabai termasuk komoditas strategis yang memiliki daya saing harga dan laris di pasaran.
Namun demikian kata Widarti, budidaya tumpang sari jagung dan cabai harus dikelola dengan baik dan benar. Persyaratan penerapan teknologi mesti dipenuhi agar tanaman tumbuh subur dan memberikan produksi yang maksimal.
“Khusus di BPP Sangkub, demplot jagung-cabai akan dikelola bersama oleh para penyuluh. Metode ini menjadi salah satu bentuk disiminasi teknologi pertanian yang bermanfaat bagi peningkatan pengetahuan, dan keterampilan serta memotivasi petani agar mau bertani dengan baik demi kesejahteraan mereka,” ujar Widarti. (***)
pewarta : Adriandzah Mansyur, SP.