SL Jagung di Sangkub, Siapkan Petani Terampil

SANGKUP - Program sekolah lapang kembali digelar Dinas Pertanian Kabupaten Bolaang Mongondow Utara sebagai langkah kongkrit untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan para petani. Kali ini, agenda pembelajaran nonformal itu mengambil sasaran para petani jagung di wilayah Kecamatan Sangkub. Dua hari lalu, program tersebut pun mulai dihelat yang diawali dengan sosialisasi yang menghadirkan perwakilan dari 10 kelompok tani.
Kabid Penyuluhan, Dinas Pertanian Kabupaten Bolmut, DR. Syarifuddin, SST, M.Si menjelaskan, program sekolah lapang (SL) akan digelar dengan mekanisme pembelajaran yang seluruhnya difokuskakan di lapangan. Metode ini lebih efektif karena petani dapat belajar dengan mempraktekan langsung penerapan teknologi secara nyata dalam proses budidaya.
"Jadi petani bisa belajar mengenali potensi, menyusun identifikasi dan mengatasi permasalahan, serta menerapkan teknologi yang sesuai sumber daya yang ada. Kita berharap terjadi peningkatan kemampuan dan kesadaran petani," ujar Syariffudin.
Sesuai plan strategis dari Dinas Pertanian Kabupaten Bolmut, program SL di Kecamatan Sangkub berfokus pada komoditas jagung. 10 kelompok tani jagung yang dilibatkan akan diarahkan untuk mengelola lahan pertanian jagung seluas 10 ha. Adapun pendanaannya, sebagian mendapat subsidi dari pemerintah daerah berupa benih dan herbisida. Sedangkan untuk sarana produksi lainnya, dibiayai secara swadaya oleh para petani.
Selama proses belajar-mengajar dalam SL Jagung, petani akan mendapatkan pendampingan khusus secara bertahap. Konsentrasi materi pembelajaran berkaitan dengan Sapta Usaha Tani yang merupakan rantai proses budidaya. Sapta Usaha Tani meliputi : (1) pengolahan tanah yang baik, (2) pengairan yang teratur, (3) pemilihan bibit unggul, (4) pemupukan, (5) pemberantasan hama dan penyakit tanaman, serta (6) pasca panen dan (7) pemasaran.
Menurut Syarifuddin, program SL Jagung akan dikomparasikan juga dengan rembug tani. Momen ini menjadi bentuk pendampingan sekaligus ruang bagi pemerintah dan petani untuk membicarakan secara bersama-sama agenda pertanian yang akan digelar. Selanjutnya akan digelar kursus tani dengan maksud mengedukasi petani terkait penerapan terknologi budidaya jagung, sekaligus konsep penyusunan rencana usaha tani.
"Output setelah agenda ini selesai, kita berharap petani bisa mengadopsi praktik-praktik budidaya dan pengelolaan usaha tani yang lebih baik. Bila seluruh praktek budidaya diterapkan dengan teknologi yang lengkap, maka kegiatan usaha tani bisa lebih produktif dan hasil yang diperoleh akan meningkat," kata Syarifuddin. (***)
pewarta : Adriandzah Mansyur, SP.